Etika Profesi Teknologi Informasi

Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan  pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit etika. Dalam audit etika, sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan pernyataan komitmen. Kode etik khusus instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri. Kadang-kadang  kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis. 



1.  Perilaku Moral , Konsep Etika dan Hukum
Dalam  suatu  masyarakat yang    memiliki   kesadaran   sosial, tentunya   setiap  orang diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan  hukum yang berlaku..   Moral adalah    tradisi   kepercayaan   mengenai   perilaku benar dan salah. Moral dipelajari setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak kecil , anak-anak sudah diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, atau mana tindakan yang terpuji dan tercela.
Sebagai contoh: anak-anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru, atau tidak menyakiti teman-temannya. Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai peraturan yang berlaku di masyarakat dan diharapkan untuk diikuti. Peraturan-peraturan tingkah laku ini adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu..
Walau berbagai masyarakat tidak mengikuti satu set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yang mendasar. “Melakukan apa yang benar secara moral” merupakan landasan perilaku sosial kita. Tindakan kita juga diarahkan oleh etika (ethics). Kata ethics berakar dari bahasa Yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab pada masyarakat atas perilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota, negara, atau profesi.
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti pemerintah, pada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yang mengatur penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan penemuan baru dan sistem hukum kesulitan mengikutinya.
Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diinterpretasikan karena berbentuk tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang
memperoleh banyak perhatian.
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk   mengarahkan       pegawai  dalam      melaksanakan   pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit etika.   Dalam audit etika, sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan pernyataan komitmen. Kode etik khusus instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri. Kadang-kadang  kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis. 

2. Perlunya Etika Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi
Perlindungan atas hak individu di internet dan membangun hak informasi merupakan sebagian dari permasalahan etika dan sosial dengan penggunaan sistem informasi yang berkembang luas. Permasalahan etika dan sosial lainnya, di antaranya adalah: perlindungan hak kepemilikan intelektual, membangun akuntabilitas sebagai dampak pemanfaatan sistem informasi, menetapkan standar untuk pengamanan kualitas sistem informasi yang mampu melindungi keselamatan individu dan masyarakat, mempertahankan nilai yang dipertimbangkan sangat penting untuk kualitas hidup di dalam suatu masyarakat informasi.
Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan manajemen untuk dihadapi, yaitu:
a.       Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara risiko dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar. Perlindungan atas hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika yang serius dewasa ini. Di samping itu, penting bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial dari perubahan teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau manajemen tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.
b.      Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan sosial atas sistem informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menjelaskan kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem informasi meliputi, antara lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya. Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan.

Etika merupakan prinsip-prinsip mengenai suatu yang benar dan salah yang dilakukan setiap orang dalam menentukan pilihan sebagai pedoman perilaku mereka. Perkembangan teknologi dan sistem informasi menimbulkan pertanyaan baik untuk individu maupun masyarakat pengguna karena perkembangan ini menciptakan peluang untuk adanya perubahan sosial yang hebat dan mengancam adanya distribusi kekuatan, uang, hak, dan kewajiban.


 Seperti teknologi – teknologi  lainnya, teknologi informasi dapat dipakai untuk mencapai kemajuan masyarakat, namun dapat juga digunakan untuk perbuatan kriminal dan mengancam nilai-nilai masyarakat yang dihargai. Bagaimanapun, perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan manfaatmanfaat untuk berbagai pihak dan kemungkinan biaya bagi pihak-pihak  lainnya.
Dengan menggunakan sistem informasi, penting untuk dipertanyakan, bagaimana tanggung jawab secara etis dan sosial dapat ditempatkan dengan memadai dalam pemanfaatan sistem informasi. Etika, sosial, dan politik merupakan tiga hal yang berhubungan dekat sekali. Permasalahan etika yang dihadapi dalam perkembangan sistem informasi manajemen umumnya tercermin di dalam lingkungan sosial dan politik.
Untuk dapat memahami lebih baik hubungan ketiga hal tersebut di dalam pemanfaatan sistem informasi, diidentifikasi  lima dimensi moral dari era informasi yang sedang berkembang ini, yaitu:
  1. Hak dan kewajiban informasi; apa hak informasi yang dimiliki oleh seorang individu atau organisasi atas informasi? Apa yang dapat mereka lindungi? Kewajiban apa yang dibebankan kepada setiap individu dan organisasi berkenaan dengan informasi?
  2. Hak milik dan kewajiban; bagaimana hak milik intelektual dilindungi di dalam suatu masyarakat digital di mana sulit sekali untuk masalah kepemilikan ini ditrasir dan ditetapkan akuntabilitasnya, dan begitu mudahnya hak milik untuk diabaikan?
  3. Akuntabilitas dan pengendalian; siapa bertanggung jawab terhadap kemungkinan adanya gangguan-gangguan yang dialami individu, informasi, dan hak kepemilikan?
  4. Kualitas sistem; standar data dan kualitas sistem apa yang diinginkan untuk melindungi hak individu dan keselamatan masyarakat?
  5. Kualitas hidup; nilai apa yang harus dipertahankan di dalam suatu informasi dan masyarakat  berbasis pengetahuan? Lembaga apa yang harus ada untuk melindungi dari  kemungkinan terjadinya pelanggaran informasi? Nilai budaya dan praktik-praktik apa yang diperlukan di dalam era teknologi informasi yang baru?
Perkembangan teknologi dan sistem informasi banyak membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan, khususnya yang mempengaruhi etika dan sosial masyarakat.   Beberapa organisasi telah mengembangkan kode etik sistem informasi. Namun demikian, tetap ada perdebatan berkaitan dengan kode etik yang dapat diterima secara umum dengan kode etik sistem informasi yang dibuat secara spesifik.  Sebagai manajer maupun pengguna sistem informasi, kita didorong untuk mengembangkan seperangkat standar etika untuk pengembangan kode etika sistem informasi, yaitu yang berbasiskan pada lima dimensi moral yang telah disampaikan di awal, yaitu:
  1. Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti: privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna.
  2. Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti: lisensi penggunaan  perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi, kepemilikan perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi, masalah copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan kontraktual dengan pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di sini.
  3. Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang bertanggung jawab untuk seluruh sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa individu-individu inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan terhadap hak kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup.  
  4. Kualitas sistem; Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang umum dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga harus dapat mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan kemungkinan kesalahan sistem.
  5. Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan dari sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan cara mencapai tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan kepuasan karyawan.
Sebuah  organisasi pengguna  komputer  profesional tertua di dunia Association for computing machinery (ACM)  yang  didirikan  pada  tahun   1947    telah menyusun kode etik dan perilaku profesional ( Code of ethics and professional practice)  yang diharapkan diikuti oleh anggotanya.  Selain itu kode etik dan praktik profesional rekayasa software (software engineering code of ethics and professional)  dibuat dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikkan rekayasa software yaitu penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan software.
Kode etik dan perilaku profesional ACM, berisikan keharusan yang merupakan pernyataan tanggung jawab pribadi.  Kode ini di bagi menjadi empat bagian :
a.        Keharusan Moral Umum.  Keharusan ini berkaitan dengan perilaku moral         ( memberi kontribusi pada masyarakat, menghindri bahaya, berlaku jujur, dapat dipercaya dan adil) dan isu – isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hukum (hak milik, hak cipta, privasi, kerahasiaan )
b.      Tanggung jawab profesional yang lebih spesifik. Hal ini berkenaan dengan dimensi kinerja profesioanl.  Isu moral,  seperti berlaku jujur dalam melakukan evaluasi dan menghargai komitmen.  Isu hukum dan tangung jawab sosial untuk berkontribusi terhadap pemahaman umum mengenai komputer.
c.       Keharusan Kepemimpinan Organisasi. Sebagai pemimpin anggota ACM memiliki tanggung jawab untuk mendukung penggunaan sah sumber daya  komputer, menstimulasi orang lain di organisasi untuk memenuhi tanggung jawab sosial, memungkinkan pihak lain di dalam organisasi mendapatkan manfaat dari komputer, serta melindungi kepentingan para pengguna.
d.      Kepatuhan kepada kode. Di sini anggota ACM harus mengindikasikan dukungan untuk kode etik.

Etika komputer (computer ethics ) dimaknai sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer, serta informasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis . Karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama.
  1. Waspada  dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat.
  2. Karena  itu harus berbuat sesuatu dengan memformulasikan kebijakan – kebijakan  yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat dan etis.
Namun ada satu hal yang sangat penting: ”bukan hanya manajemen - pengelola informasi sendiri yang bertanggung jawab atas etika komputer”. Para manajer puncak lain juga bertanggung jawab. Keterlibatan seluruh instansi merupakan keharusan mutlak dalam dunia
end-user computing saat ini, semua manajer di semua area bertanggung jawab atas penggunaan komputer yang etis di area mereka. Dan selain manajer, setiap pegawai bertanggung jawab atas aktivitas mereka yang berhubungan dengan komputer.

            Ada tiga alasan  utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, yaitu :
Kelenturan logika (Logical malleability). transformasi, dan  faktor tak kasat mata (invisibility factors).
  1. Kelenturan logika (Logical malleability). Yang dimaksud dengan kelenturan logika (logical malleability) adalah kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. Komputer bekerja tepat seperti yang diinstruksikan oleh programernya. Kelenturan logika inilah yang menakutkan masyarakat. Tetapi masyarakat sebenarnya tidak takut terhadap komputer. Sebaliknya masyarakat takut terhadap orang-orang yang memberi perintah di belakang komputer.
  2. Faktor transformasi. Alasan kepedulian pada etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan sesuatu. Kita dapat melihat transformasi tugas yang sama pada semua jenis organisasi. Contoh dalam ha penggunaan  surat electronik (e-mail). Email tidak hanya memberikan cara bertelepon yang lain, tetapi memberikan cara komunikasi yang sama sekali baru. Transformasi serupa dapat dilihat pada cara manajer mengadakan rapat. Dulu para manajer harus berkumpul secara fisik di satu lokasi, sekarang mereka dapat bertemu dalam bentuk konferensi video.
  3. Faktor tak kasat mata (invisibility factors).    Alasan  ketiga minat  masyarakat   pada etika komputer adalah karena semua operasi internal   komputer tersembunyi dari penglihatan.   Operasi   internal   yang    tidak     nampak ini   membuka    peluang pada nilai – nilai pemprograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit      yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat. Nilai-nilai pemprograman yang tidak terlihat adalah perintah – perintah  yang programer kodekan menjadi program yang mungkin dapat atau tidak menghasilkan pemrosesan yang diinginkan pemakai. Selama penulisan program, programer harus membuat serangkaian pertimbangan nilai seperti bagaimana program mencapai tujuannya. Ini bukan suatu tindakan jahat dari pihak programer, tetapi lebih merupakan kurangnya pemahaman   Ketidak mampuan komputer memberikan apa yang diinginkan pemakainya disebabkan oleh faktor tak kasat mata ini.
Perhitungan rumit yang tidak terlihat berbentuk program-program yang demikian rumit sehingga tidak dimengerti oleh pemakai. Manajer menggunakan tanpa mengetahui sama sekali bagaimana program tersebut melaksanakan perhitungan.
Penyalahgunaan yang tidak terlihat meliputi tindakan yang sengaja melanggar batasan hukum dan etika. Semua tindakan   kejahatan  komputer termasuk kategori  ini, demikian pula tindakan tidak etis seperti mengganggu hak privasi individual, dan memata-matai.

3.  Kode Etik Penggunaan  komputer
Pada tahun 1992,  koalisi etika komputer yang tergabung dalam lembaga etika
komputer (CEI) memfokuskan pada kemajuan teknologi informasi, etika dan perusahaan serta kebijakan publik. CEI mengalamatkannya pada kebijakan organisasi, publik, industrial, dan akademis. Lembaga ini  memperhatikan perlunya isu mengenai etika berkaitan degan kemajuan  teknologi informasi dalam    masyarakat dan telah menciptakan sepuluh
perintah etika penggunaan  komputer adalah
a.       Tidak  menggunakan komputer untuk merugikan orang lain.
b.      Tidak  mengganggu pekerjaan komputer orang lain.
c.       Tidak  memata-matai file komputer orang lain.
d.      Tidak  menggunakan komputer untuk mencuri.
e.       Tidak  menggunakan komputer untuk bersaksi palsu.
f.       Tidak   menyalin atau    menggunakan  kepemilikian  perangkat lunak dimana anda   belum membayarnya.
g.      Tidak  menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi atau
      kompensasi yang sesuai.
h.      Tidak  mengambil untuk diri sendiri karya intelektual orang lain.
i.         Harus  memikirkan tentang konsekuensi sosial program yang anda tulis bagi sistem yang anda desain.
j.        Harus  menggunakan   komputer   yang   menjamin  pertimbangan dan bagi sesama manusia.
Persoalan etis khusus  penggunaan  komputer berasal dari karakteristik unik komputer dan   peran yang  dimainkannya.  Komputer saat ini merupakan   aset yang dapat  dinegosiasikan,   komputer  juga melayani  sebagai instrumen tindakan, sehingga tingkatan dimana pemberi  layanan    komputer   dan   user harus   bertanggung jawab terhadap integritas output komputer menjadi sebuah persoalan yang  penting untuk diperhatikan.
Kebutuhan terhadap profesionalisme dalam hal pemberi layanan dalam industri komputer, sebagai mana sistem personil yang mendukung dan memelihara teknologi
komputer. Kode Etik adalah konsekuensi  logis bagi   realisasi komitmen   dalam  penggunaan   teknologi komputer secara aman baik dalam sektor publik maupun swasta.
Ada kebutuhan   bagi profesionalisme pada wilayah pengguna sistem komputer, dalam hal tanggung jawab mereka untuk beroperasi secara legal dalam respek penuh menurut urutan yang benar. User harus dibuat sadar terhadap risiko operasi ketika sistem sedang digunakan dan diinstall; mereka memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi penyelewengan keamanan. Ini menunjukkan kode etik dalam komunitas user.
Pendidikan dapat memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan standar etis dalam   layanan komputer dan komunitas user.   Pembukaan komputer terjadi pada masa paling awal dalam banyak negara, seringkali pada level sekolah dasar. Ini menghadirkan kesempatan untuk mengenalkan   standar etis yang dapat diperluas sebagaimana anak kecil berubah   melalui   sekolah  sampai  memasuki dunia  kerja. Universitas dan   institut    yang lebih tinggi levelnya juga memasukkan etika komputer dalam     kurikulum   sejak persoalan  etis muncul dan  memiliki konsekuensi  pada semua area lingkungan penggunaan  komputer.

 4.  Daftar istilah Penting
1)          ethics   (etika ) adalah   satu set  kepercayaan,  standar, atau  pemikiran  yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat.
2)      computer ethics (Etika komputer)  dimaknai sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer, serta informasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis .
3)      Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk   mengarahkan       pegawai  dalam      melaksanakan   pernyataan  komitmen.
4)      Association for computing machinery (ACM) asosiasi pengguna mesin komputer.
5)      Code of ethics and professional practice (kode etik dan perilaku profesional ) 
6)      Softwar e engineering code of ethics and professional  ( kode etik dan praktik profesional rekayasa software )


EmoticonEmoticon